Aku akan memberitahu cara belajar agama islam untuk Rp50000
di: Saran-Saran
-
12hariEST. PENGERJAAN
-
0ordersIN QUEUE
Sedangkan dalam urusan ketaatan dan
taqarrub kepada Allah, maka hendaklah
seseorang melihat orang-orang yang
berada di atas mereka dan menumbuhkan
kesadaran bahwa dirinya masih banyak
diliputi dengan berbagai kekurangan serta
merasa iri melihat orang-orang yang telah
melebihi dirinya. Sehingga memotivasi
dirinya untuk sungguh-sungguh berlomba
menyaingi mereka. Allah Subhanahu Wa
Ta’ala berfirman:
ﻭَﺳَﺎﺭِﻋُﻮﺍ ﺇِﻟَﻰ ﻣَﻐْﻔِﺮَﺓٍ ﻣِﻦْ ﺭَﺑِّﻜُﻢْ ﻭَﺟَﻨَّﺔٍ ﻋَﺮْﺿُﻬَﺎ
ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﻭَﺍﺕُ ﻭَﺍﻟْﺄَﺭْﺽُ ﺃُﻋِﺪَّﺕْ ﻟِﻠْﻤُﺘَّﻘِﻴﻦَ
“Bergegaslah kalian menuju ampunan dari
Allah dan surga yang luasnya seluas langit
dan bumi yang diperuntukkan kepada
orang-orang yang bertakwa.” (QS Aali
Imraan [3]: 133).
Dalam ayat yang lain, Allah Ta’ala
menegaskan:
ﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ ﻳُﺴَﺎﺭِﻋُﻮﻥَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮَﺍﺕِ ﻭَﻫُﻢْ ﻟَﻬَﺎ ﺳَﺎﺑِﻘُﻮﻥَ
“Mereka itu berlomba-lomba untuk meraih
kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-
orang yang segera mengerjakannya.” (QS. Al
Mu’minuun [23]: 61).
Allah Ta’ala juga mengingatkan kita dengan
firman-Nya:
ﻭَﻓِﻲ ﺫَﻟِﻚَ ﻓَﻠْﻴَﺘَﻨَﺎﻓَﺲِ ﺍﻟْﻤُﺘَﻨَﺎﻓِﺴُﻮﻥَ
“..dan untuk yang demikian itu hendaknya
orang berlomba-lomba.” (QS. Al Muthaffifiin
[83]: 26).
Dalam hadits Abu Hurairah radliyallaahu
‘anhu, yang diriwayatkan oleh Imam Muslim,
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam
bersabda:
ﺍﻟﻤُﺆْﻣِﻦُ ﺍﻟﻘَﻮِﻱُّ ﺧَﻴﺮٌ ﻭَﺃَﺣَﺐُّ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠﻪِ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻤُﺆْﻣِﻦِ
ﺍﻟﻀَّﻌﻴﻒِ ﻭَﻓﻲ ﻛُﻞٍّ ﺧَﻴﺮٌ. ﺍﺣْﺮِﺹْ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﺎ ﻳَﻨْﻔَﻌُﻚَ،
ﻭﺍﺳْﺘَﻌِﻦْ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻭَﻻَ ﺗَﻌْﺠَﺰْ.
”Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih
dicintai oleh Allah dari pada mukmin yang
lemah, sedangkan pada masing-masing ada
kebaikannya. Bersemangatlah kamu
mencapai sesuatu yang bermanfaat bagimu.
Mohonlah pertolongan kepada Allah dan
janganlah kamu merasa tak berdaya”. (HR.
Muslim, no. 2664).
Dalam Shahih Bukhari (no. 6122) dan Shahih
Muslim (no. 2823), dari Abu Hurairah
radliyallaahu ‘anhu, Rasulullah Shallallaahu
‘alaihi wa Sallam bersabda:
ﺣُﻔَّﺖْ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔُ ﺑِﺎﻟْﻤَﻜَﺎﺭِﻩِ ﻭَﺣُﻔَّﺖْ ﺍﻟﻨَّﺎﺭُ ﺑِﺎﻟﺸَّﻬَﻮَﺍﺕِ
“Surga itu diliputi oleh hal-hal yang dibenci
(oleh hawa nafsu) sedangkan neraka itu
diliputi oleh (hal-hal yang disenangi)
syahwat.”
Semua yang telah dijelaskan dalam hadits di
atas, dilakukan dengan tujuan agar tidak
meremehkan dan menganggap sedikit
karunia yang telah Allah berikan pada
dirinya, yang bisa mendatangkan
kemurkaan Allah. Kalau melihat orang yang
lebih rendah, maka menjadikan dirinya
bersyukur, tawadlu’ dan memuji Allah. (At
Taysiir Bi Syarhi al Jaami’ ash Shaghiir karya
Imam al Munaawi 1/773 dan Tuhfatul
Ahwadzi, 7/182).
Imam Ibnu Rajab al Hambali menyebutkan
beberapa atsar dari para imam salafush
shaleh terkait dengan hal ini. Kami ambilkan
tiga ungkapan tersebut. Mudah-mudahan
bisa memberi motivasi kita untuk semangat
beramal kebajikan.
1. Imam Hasan Al Bashri mengatakan:
ﺇِﺫَﺍ ﺭَﺃَﻳْﺖَ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞَ ﻳُﻨَﺎﻓِﺴُﻚَ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻓَﻨَﺎﻓِﺴْﻪُ ﻓِﻲ ﺍﻵﺧِﺮَﺓِ
“Jika engkau lihat seseorang
mengunggulimu dalam urusan dunia, maka
unggulilah dia dalam urusan akhirat.”
1. Wuhaib bin Al Ward mengatakan:
ﺇﻥ ﺍﺳﺘﻄﻌﺖ ﺃﻥ ﻻ ﻳﺴﺒﻘﻚ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﺣﺪ ﻓﺎﻓﻌﻞ
“Jika kamu mampu untuk tidak ada
seorangpun yang mengunggulimu dalam
perlombaan menggapai (ridla) Allah, maka
lakukanlah.”
1. Sebagian ulama salaf mengatakan:
ﻟﻮ ﺃﻥ ﺭﺟﻼ ﺳﻤﻊ ﺑﺄﺣﺪ ﺃﻃﻮﻉ ﻟﻠﻪ ﻣﻨﻪ ﻛﺎﻥ ﻳﻨﺒﻐﻲ ﻟﻪ ﺃﻥ
ﻳﺤﺰﻧﻪ ﺫﻟﻚ
“Apabila seseorang mendengar ada orang
lain yang lebih taat kepada Allah dari dirinya,
sudah selayaknya dia sedih karena hal
tersebut.” (Latho-if Ma’arif, hal. 268).
Selesai. Walhamdulillahilladzi bini’matihi
tatimmush-shalihaat -ed.
viagra price